Kaki Diabetes
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes pada berbagai organ tubuh. Data epidemiologis di luar negeri menunjukkan 4-10% diabetisi akan mengalami masalah kaki dibetes. Sebagian terbesar (40-70%) amputasi kaki terkait dengan diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama akan menimbulkan beban kepada jaringan tubuh.
Gula darah yang merupakan nutrisi tubuh, karena jumlahnya berlebih malah menjadi racun bagi sel-sel tubuh. Penumpukkan racun itu akan mengganggu pembuluh darah dan sel saraf.
Pembuluh darah mengalami kerusakan dan tidak dapat menyediakan kebutuhan nutrisi dan oksigen kepada jaringan tubuh yang membutuhkan. Akibatnya, jaringan tubuh menjadi tidak sehat, sel-selnya kekurangan nutrisi dan dalam waktu lama menjadi rusak. Keadaan jaringan yang tidak sehat ini juga menjadi rentan terhadap masalah infeksi, karena sistem imunitas jaringan juga menjadi tidak optimal.
Kerusakan sel saraf tepi khususnya pada tungkai kaki menyebabkan kulit kaki mengalami pengurangan sensasi. Selain itu ditemukan juga
kelemahan otot-otot intrinsik kaki, sehingga otot tersebut tidak dapat mempertahankan struktur-struktur dalam kaki terhadap pengaruh berat badan dan tekanan dari luar (misal: sepatu, alas kaki yang lain).
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan kaki rentan mengalami luka dan infeksi.
Langkah-langkah deteksi dini kaki diabetik meliputi:
- Adanya keluhan kaki kesemutan atau Baal (kulit teras tebal)
- Adanya perubahan bentuk kaki seperti jari yang bengkok, kulit kering dan pecah-pecah, mata ikan, dll
- Denyut nadi kaki melemah
- Melakukan pemeriksaan dengan MONOFILAMEN
- Melakukan pengukuran tekanan pembuluh darah di kaki dengan DOFLER.
Dengan melakukan deteksi dini kaki diabetik maka bisa diketahui upaya-upaya pencegahan yang perlu dilakukan.
Masalah kaki diabetes
- Kalus
Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki, terutama di bagian yang menonjol. Kalus disebabkan gesekan atau tekanan berulang pada daerah yang sama, juga karena distribusi berat badan yang tidak seimbang, sepatu yang tidak sesuai (kesempitan), atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang menjadi infeksi, terlebih bila dimanipulasi( dikorek, digunting)
- Kulit melepuh
Terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat berkembang menjadi infeksi. Penanganan kulit melepuh adalah dengan tidak meletuskannya.
- Kuku kaki yang tumbuh ke dalam
Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat merobek kulit sehingga kulit bengkak kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat terjadi jika memotong kuku sampai ke ujung, dapat pula disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki kasar, pergunakan kikir untuk meratakannya.
- Pembengkakan ibu jari kaki
Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga menimbulkan kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki karena penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang sempit.
- Jari kaki bengkok
Terjadi ketika otot intrinsik kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.
- Kulit kaki kering dan pecah
Dapat terjadi karena kerusakan saraf pada kaki. Sehingga kulit kaki berkurang memproduksi keringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi.
- Iskemi pada kaki memberikan dua gambaran klinik yang berbeda,yaitu nyeri istirahat (rest pain) dan gangren. Pada nyeri istirahat kaki teraba dingin dan tampak merah muda. Perasaan nyeri seperti terbakar pada seluruh kaki dan biasanya memburuk di malam hari. Gangren hampir selalu dimulai pada ibu jari kaki. Biasanya tanpa nyeri, warna keungu-unguan kemudian menjadi hitam dan kering. Bila disertai infeksi,gangren menjadi basah dan berbau khas.
- Prinsip Penanganan Kaki Diabetes
- Kontrol metabolik : pengendalian keadaan metabolik sebaik mungkin seperti pengendalian kadar gula darah, kolesterol, dan sebagainya.
- Kontrol vaskular: perbaikan suplai vascular(kecukupan aliran darah), biasanya dibutuhkan pada keadaan kerusakan pembuluh darah tepi, dilakukan dengan operasi atau angioplasty.
- Kontrol infeksi: pengobatan infeksi secara agresif, jika terlihat tanda klinis infeksi.
- Kontrol lukal: pembuangan jaringan terinfeksi dan jaringan mati secara teratur
- Kontrol tekanan: mengurangi tekanan. Tekanan yang berulang dapat menyebabkan perlukaan, sehingga harus dihindari. Hal itu sangat penting dilakukan pada luka akibat kerusakan saraf, dan diperlukan pembuangan kalus dan memakaikan sepatu yang pas yang berfungsi untuk mengurangi tekanan. Gunakan alas kaki yang cocok dengan bentuk kaki, 1-2 cm lebih panjang dari ukuran kaki. gunakan selalu alas kaki baik didalam maupun diluar rumah. Kalau perlu buat sepatu yang dibuat khusus menyesuaikan dengan bentuk atau kelainan kaki yang ada.
- Kontrol edukasi: penyuluhan yang baik.
o Edukasi perawatan kaki harus diberikan secara rinci pada semua orang dengan luka maupun neuropati perifer atau peripheral arterial disease.
- Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air.
- Periksa kaki setiap hari, dan laporkan pada dokter apabila ada kulit terkelupas atau daerah kemerahan atau luka.
- Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakaikannya.
- Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, dan mengoleskan krim pelembab ke kulit yang kering.
- Gunting kuku dengan cara yang benar, jangan membuat luka dan jangan sampai kuku tumbuh ke dalam daging.
- Bersihkan kaki setiap hari.
- Setiap 4-6 jam lepaskan sepatu
- Gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki untuk melancarkan sirkulasi darah.
- Jangan merendam kaki
- Jangan menggunakan botol panas/peralatan listrik untuk memanaskan kaki.
- Jangan menggunakan silet untuk mengurangi kapalan.
- Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan.
- Jangan menggunakan sikat tajam atau pisau untuk kaki.
- Jangan membiarkan luka di kaki sekecil apa pun.
- Edukasi perawatan kaki harus dilakukan secara teratur.
- Selain itu juga gunakan selalu sepatu diabetes atau sandal diabetes JOP, agar aktifitas anda semakin aman dan nyaman.